5 Tokoh Pendiri dan Pemrakarsa Gerakan Non Blok



            Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok Barat dipimpin Amerika Serikat, sementara Blok Timur dipimpin Uni Soviet. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-Blok.


Perkembangan Gerakan Non-Blok

            Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama internasional untuk keuntungan bersama dan perdamaian. Berdasarkan hasil Konferensi Asia Afrika tersebut, lahirlah organisasi Gerakan Non- Blok pada tanggal 1 September 1962.
 

Pendiri dan pemrakarsa Gerakan Non Blok

Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh pemimpin-pemimpin negara merdeka, yaitu 
1. Kwame Nkrumah-Ghana (1909-1972)


Kwame Nkrumah yang lahir di Nkroful 21 September 1909 adalah pemimpin pertama 'Negeri Emas', Ghana. Lelaki berpaham sosialis tersebut, memang sangat aktif dalam bidang keorganisasian sejak duduk dibangku kuliah. Ia juga sering mengkritik pemerintahan bangsa- bangsa Eropa dan Afrika. Dirinya memperoleh simpati dari rakyat karena hidupnya berprinsip pada anti kekerasan. Nkrumah berkembang menjadi pemimpin dengan orientasi untuk mempersatukan Afrika. Kemerdekaan Ghana mengilhami negara Afrika lain untuk merdeka, yang tak lepas dari adanya Konperensi Asia Afrika.




1. Jawaharlal Nehru-India (1889-1964)



Jawaharlal Nehru lahir di kota suci Hindu , Allahabad, 14 November 1889. Ia adalah Perdana Mentri pertama di India. Seorang arsitek 'Resolusi Avadi' ini telah mendorong lahirnya sebuah revolusi 'Pola Lingkungan Yang Sosialistis'. Ia dianggap sebagai arsitek India modern yang mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebijakanya menyebabkan pertumbuhan yang cukup besar dalam produksi pertanian dan industri. Nehru juga memainkan peran utama dalam mengembangkan kebijakan luar negri India yang mandiri.






  1. Gamal Abdel Nasser-Mesir (1918-1970)
Meskipun persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur telah berakhir, organisasi Gerakan Non-Blok tetap berjalan. Hal ini disebabkan GNB lahir dari keinginan dan semangat mencegah perang dan memperkukuh perdamaian.



6. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


3. Soekarno-Indonesia (1901-1970)


Soekarno atu lebih dikenal dengan Bung Karno lahir di Blitar, 6 Juni 1901. Ia bernama kecil Kusno Sosro Dihardjo. Jiwa nasionalismenya tumbuh sejak bersekolah di Hoogere Burger School (HBS). Untuk kemerdekaan Indonesia, Presiden Indonesia pertama ini mengajarkan ajaran Marhaenisme dan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Akibatnya, ia dipenjara. Dalam pembelaanya yang berjudul Indonesia Menggugat, Bung Karno menunjukan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Melalui perjuangan yang cukup panjang. Bersama Mohammad Hatta, ia memproklamasikan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 







Lahir di sebuah kota indah yang menjadi salah satu kawasan wisata favorit rakyat Mesir yaitu Alexandria, 15 Januari 1918. Presiden mesir kedua ini hampir setiap terlihat selalu tersenyum. Ia bercita- cita menggabungkan beberapa negara Arab dalam satu kesatuan untuk melawan Israel. Ia membantu rakyat Palestina uantuk kembali ke tanah air mereka yang diduduki Israel. Pada masa pemerintahanya, Nasser telah membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, serta menasionalisasi terusan Zues. Akibatnya, Mesir berhadapan dengan Israel, Perancis, dan Inggris






5. Josip Broz Tito-Yugoslavia (1892-1980)
Lahir di Kumrovec, Kroasia, 25 Mei 1892. Ia meninggalkan kehidupan pedesaan kemudian menjajal semua pekerjaan. Tito bergabung dengan Partai Komnunis Yugoslavia yang pengaruhnya tenah menguat. Mulai saat itulah ia mengepakan sayap sebagai kepala negara. Usai perang dunia II, Tito menjadi tokoh yang amat populer di mata rakyat. Ia juga dipuja sebagai pemimpin pembebasan Yugoslavia. Ia juga berhasil menghimpun seluruh kekuatan yang terdiri atas beragam etnis dan agama, bahkan ideologi. Sejak saat itu, model sosialisme yang dikembangkan Tito mendapat julukan Titoisme.


Tujuan Gerakan Non-Blok sebagai berikut:


1.   Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan membantu perjuangan     negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.

2.    Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Uni     Soviet dalam perang dingin.

3.    Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara   anggota Gerakan Non-Blok.





            Indonesia menganut politik luar negeri bebas dan aktif. Oleh karena itu, Indonesia berusaha menunjukkan peran serta dalam organisasi Gerakan Non-Blok. Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok sebagai berikut:

  1. Sebagai salah satu negara pemrakarsa.
  2. Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama.
  3. Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992–1995. Pada saat itu Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X berjumlah 106 negara.
  4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia,   memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.

 

 

 
 
 

Komentar

Posting Komentar